ILMU EKONOMI : Pengertian Ceteris Paribus dan Fallacy of Composition



Apa itu Ceteris Paribus?
Cēterīs pāribus adalah istilah dalam bahasa Latin, yang secara harafiah dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan sebagai "dengan hal-hal lainnya tetap sama", dan dalam bahasa Inggris biasanya diterjemahkan sebagai "all other things being equal."
Dalam ilmu ekonomi, istilah ceteris paribus seringkali digunakan, yaitu sebagai suatu asumsi untuk menyederhanakan beragam formulasi dan deskripsi dari berbagai anggapan ekonomi.
Sebagai contoh, dapatlah dikatakan bahwa:

Harga dari daging sapi akan meningkat — ceteris paribus — bila kuantitas daging sapi yang diminta oleh pembeli juga meningkat.

Dalam contoh tersebut, penggunaan ceteris paribus adalah untuk menyatakan hubungan operasional antara harga dan kuantitas suatu barang (daging sapi). Ceteris paribus di sini berarti bahwa asumsi yang diambil ialah mengabaikan berbagai faktor yang diketahui dan yang tidak diketahui yang dapat memengaruhi hubungan antara harga dan kuantitas permintaan.
Faktor-faktor tersebut misalnya termasuk: harga barang substitusi (misalnya harga daging ayam atau daging kambing), tingkat penghindaran risiko para pembeli (misalnya ketakutan pada penyakit sapi gila), atau adanya tingkat permintaan keseluruhan terhadap suatu barang tanpa memperhatikan tingkat harganya (misalnya perpindahan masyarakat kepada vegetarianisme).

Apa itu Fallacy of Composition?
Fallacy of Composition adalah sebuah kondisi dimana keputusan yang dianggap baik dalam skala mikro belum tentu baik jika dilihat dalam skala makro. Contoh yang paling sering dijelaskan adalah berhemat. Dalam skala mikro, mungkin berhemat dianggap baik bagi manusia. Namun dalam skala makro, penghematan yang dilakukan oleh seluruh household akan menyebabkan konsumsi agregat menurun. Dan sedemikian rupa mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.
       Tahun 2014 adalah tahun politik. Fenomena Fallacy of Composition saya temukan dalam konteks Pemilihan Umum. Beberapa dari kita, enggan melakukan proses pencoblosan dengan berbagai alasan. Ada yang berpendapat mereka lebih produktif untuk melakukan kegiatan lain di luar pencoblosan, atau mungkin ada beberapa teman kita dari rantau yang enggan mengurus proses pindah TPS dikarenakan sulitnya birokrasi dan lain sebagainya. Ujung dari alasannya adalah bagaimana individu menilai marginal cost yang dikeluarkan untuk mengurus proses pencoblosan lebih besar dari marginal benefit yang dirasakan oleh individu pasca pemilu. Dalam kacamata saya, ini adalah bentuk dari Fallacy of Composition.
      Mungkin sebagian dari kita merasa keputusan untuk tidak memilih adalah keputusan yang paling menguntungkan dalam skala mikro. Namun pada skala makro, akumulasi dari keputusan keputusan individu tersebut akan menyebabkan partisipasi politik masyarakat menurun. Menimbulkan kemungkinan terpilihnya orang yang tidak tepat untuk mengisi pucuk pimpinan bangsa ini dan secara signifikan mengancam representasi suara publik. Padahal, fenomena 5 menit ini adalah esensial sine qua non . Andai tidak dapat memilih yang terbaik, setidaknya dapat memperkecil kemungkinan kemenangan pihak yang tidak layak memimpin bangsa ini.

Pernyataan bahwa ilmu ekonomi berakar dari kebutuhan manusia
Ilmu ekonomi berakal dari kebutuhan manusia dikarenakan sebagian kebutuhan kebendaan manusia sebenarnya berakar pada kebutuhan manusia sebagai makhluk biologis, seperti kebutuhan pangan, sandang, dan papan, sedang yang lain lagi berakar pada kebutuhan manusia sebagai makhluk sosial yang selalu berkembang seiring dengan perkembangan lingkungan dan budaya manusia dan masyarakatnya. Jadi kebutuhan mula-mula tumbuh dari dalam diri manusia itu sendiri, bersifat manusiawi. Karena itulah ilmu ekonomi adalah ilmu yang menyangkut manusia, khususnya yang berhubungan dengan tindakan dan perilakunya. Di lain pihak ilmu ekonomi juga membahas tentang sumber daya yang pada dasarnya disediakan oleh alam, jadi bersifat alami. Karena itu ilmu ekonomi adalah ilmu yang membicarakan tentang alam dan membahas ketersediaan sumber daya yang langka. Kelangkaan sumber daya berakar pada zat alam sendiri yang terbatas adanya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PASAR OLIGOPOLI

TUGAS PENGANTAR ILMU EKONOMI : PASAR